MAKASSAR - Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN Koordinator Wilayah (Korwil) D sukses menggelar aksi edukasi lingkungan di Lapangan Bitowa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Selasa, 6 Agustus 2024. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari berbagai lapisan masyarakat.
Dengan tema besar “Gerakan Indonesia Bersih”, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat literasi lingkungan dan semangat kolaborasi dalam pengelolaan sampah.
Dalam sambutannya, Ketua Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN Korwil D yang diwakili Popi Jarot Setyawan selaku Ketua PIKK PLN UIP3B Sulawesi, menyampaikan rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT yang memungkinkan semua pihak dapat berkumpul untuk bersama-sama menggelar kegiatan penting ini.
Ia menekankan bahwa masalah lingkungan dan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang harus dihadapi bersama.
Kegiatan dimulai dengan penandatanganan petisi kolaborasi penanganan sampah, dilanjutkan dengan berbagai aktivitas yang edukatif dan inspiratif. Klik Hijau turut serta dalam acara ini dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Berikut ini 5 fakta menarik perihal kegiatan IIP BUMN Korwil D yang digelar di Kecamatan Manggala Kota Makassar:
Peserta didominasi perempuan
Ada hal menarik yang dapat dilihat selama kegiatan berlangsung yakni peserta didominasi perempuan. Hal ini tidak terlepas dari penyelenggara kegiatan yakni IIP BUMN Korwil D yang merupakan organisasi berbasis perempuan.
Keterlibatan perempuan dalam kegiatan ini sangat relevan mengingat upaya penanganan sampah harus dimulai dari sumbernya yakni dari rumah tangga.
Perempuan memiliki akses dan peran strategis dalam mengubah perilaku penanganan sampah di rumah. Kegiatan ini diharapkan berdampak serius terhadap pemahaman masyarakat dalam menangani sampah dan itu dipelopori oleh ibu-ibu rumah tangga.
Konsep “Eco Event”
Panitia penyelenggara menerapkan konsep “eco event” dalam pagelaran. Hal ini dilakukan untuk memastikan adanya pembelajaran langsung bagi pelaksana event-event lainnya.
Semua sarana konsumsi yang disediakan panitia sangat diperhatikan seperti minim penggunaan sarana plastik sekali pakai dan administrasi kegiatan yang sudah minim kertas atau “paperless”.
Berkat konsep ini, panitia diberikan penghargaan khusus oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan sebagai penyelenggara kegiatan berbasis “eco event management”.
“Sebagai contoh, kepanitiaan menerapkan paperless atau minim penggunaan kertas. Mulai dari persuratan hingga item kegiatan lainnya sudah nihil kertas. Ini dimaksudkan agar kegiatan tidak menghabiskan banyak kertas sekaligus mengurangi timbulan sampah, ” jelas Anis Kurniawan, Direktur Klikhijau.
Anis menambahkan, selama kegiatan berlangsung, panitia tidak menggunakan air minum kemasan. Jadi, semua peserta diminta membawa tumbler sendiri. Panitia menyiapkan air isi ulang di lokasi kegiatan.
“Adapun sampah yang terkumpul selama aksi bersih dilakukan, akan dipilah dan diserahkan langsung ke pihak bank sampah. Pada kegiatan ini, panitia gandeng Bank Sampah Kemuning untuk edukasi, pemilahan dan penimbangan sampah, ” tambahnya.
Pembagian 1000 bibit pohon
Panitia menyiapkan 1000 pohon yang dibagikan gratis pada peserta.
Ragam jenis pohon disiapkan dan dapat diambil sesuka peserta antara lain mangga, Nangka, sirsak, Ketapang kencana, pohon salam, pucuk merah dan lainnya.
Peserta yang hadir tampak antusias dengan adanya pembagian bibit. Ini adalah upaya penyelenggara untuk mengedukasi warga tentang pentingnya menanam dan melestariakan tanaman.
Menyiram Eco Enzyme di TPA Tamangapa
Aksi menarik lainnya dalam kegiatan ini adalah penyiraman eco enzyme pada gunung sampah di TPA Tamangapa Antang.
Aksi tersebut merupakan upaya kecil untuk mengurangi dampak bau tak sedap dari TPA Tamangapa yang tercium ke warga sekitar.
Seperti diketahui, TPA Tamangapa saat ini masih menggunakan skema open dumping dalam pengelolaan sampah. Model ini terbilang masih konvensional dan belum memenuhi target penanganan sampah yang diharapkan.
Area Kegiatan Bebas Sampah
Monitoring yang dilakukan panitia dan tim assessment menunjukkan tidak adanya sampah berserakan di lapangan beberapa jam setelah kegiatan. Ini bukti betapa kegiatan berlangsung sesuai komitmen awal zero waste.
Panitia juga dinilai berhasil mengajak segenap peserta untuk ikut serta dalam penanganan sampah. Tanggungjawab penanganan sampah tidak lagi berpusat pada pemerintah, tetapi seluruh lapisan masyarakat.(*)